Gaji Tak Pasti, Menjadi Porter di Usia Senja Demi Istri yang Sakit

Hidup tanpa gaji yang pasti, banyak penolakan kerja dan kesempatan kerja hanya 2 hari sekali sementara istri sakit jantung dan wajib kontrol setiap bulan, kehidupan yang sudah Pak Cecep Tarwan (61 tahun) hadapi tak kurang sejak 20tahun yang lalu.
“Pa, tolong bawain barang saya”
Adalah kalimat yang membuat hati pa Cecep bahagia seakan membuat lelah hilang seketika. Sebagai porter pa Cecep tidak mendapat gaji tetap dari stasiun, hanya mengharap belas kasih penumpang kereta karena membawakan barang dan itupun 1 dari banyaknya penolakan.
Paka Cecep adalah porter di stasiun, posisinya diluar staf stasiun sehingga tidak mendapatkan gaji, baru jika ada penumpang yang berbaik hati bersedia barangnya dibawa hingga masuk kereta maka pa Cecep mendapatkan upah, itupun tidak ada tarif tetap dan pa Cecep harus bersaing dengan porter lain yang lebih muda dan cekatan dan karena jumlahnya yang banyak maka setiap porter mendapat jatah kerja 2 hari sekali termasuk pa Cecep.
Sudah lama profesi ini Pak Cecep tekuni hingga usia senja saat ini, bukan tanpa alasan,
“mau kerja apalagi pa, udah usia, keahlian ngga ada, cuma bisa berharap dan berusaha, rizki kan udah diatur.” Ujar Pak Cecep
“Istri juga ada sakit jantung dan harus kontrol setiap bulan, asal ada aja buat berobat sama makan.” lanjutnya
Terungkap alasan Pak Cecep terus menekuni pekerjaan beratnya, jika ada rezeki, impian Pak Cecep mau buka usaha yang bisa ia kerjakan dirumah dengan sang istri.
Pak Cecep juga membantu mengurus cucunya karena ada anak perempuannya ditinggal suaminya, kini sebagian kebutuhan diurus Pak Cecep dan tinggal bersama berdesakan dirumah petaknya. Sang anak bekerja, tapi dengan upah yang kecil yang pas-pasan, hanya bisa memenuhi untuk dirinya dan anaknya.
#TemanBaik, mari bersama-sama kita ringankan beban dan bantu wujudkan impian Pak Cecep dengan berdonasi, sedikit dari kita sangat berarti menjadi sumber bahagia mereka.
Donatur831
Belum ada donatur
